
Jakarta, Nikiberitabali.com – Kasus hukum yang menjerat Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menjadi batu ujian besar bagi hubungan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto. Hubungan politik yang telah terjalin selama puluhan tahun kini diuji di tengah panasnya dinamika kekuasaan.
Penetapan Hasto sebagai tersangka dalam kasus suap dan perintangan penyidikan Harun Masiku oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuat situasi kian memanas. Banyak pihak menilai bahwa langkah KPK ini bisa menjadi pemantik ketegangan antara PDI-P dan pemerintahan Prabowo.
Sejak kekalahan di Pilpres 2009, Megawati dan Prabowo memiliki hubungan politik yang dinamis. Beberapa kali sempat merenggang, namun komunikasi keduanya tetap terjaga. Kini, kasus Hasto berpotensi menjadi titik balik yang menentukan apakah PDI-P akan tetap berada di jalur kerja sama dengan pemerintahan baru atau justru mengambil posisi berseberangan.
Ketua DPP PDI-P, Djarot Saiful Hidayat, menegaskan bahwa hubungan Megawati dan Prabowo tetap baik. Namun, di balik pernyataan resmi, banyak pengamat politik yang melihat adanya potensi pergeseran arah politik akibat kasus ini.
Jika Megawati merasa kasus Hasto memiliki muatan politis, bukan tidak mungkin PDI-P akan mengambil langkah yang lebih agresif. Sebaliknya, jika Prabowo bisa memastikan bahwa penegakan hukum berjalan tanpa intervensi politik, maka hubungan mereka bisa tetap terjaga.
Kini, publik menanti sikap tegas Megawati dan Prabowo: akankah kasus Hasto menjadi akhir dari hubungan politik mereka atau justru menjadi ujian yang memperkuat persahabatan keduanya? (an)