Nikiberitabali.com – Purwo Handoko, CEO Rocket Racing Bali, punya cerita unik dan penuh kejutan. Meski nggak bisa nyetir mobil atau motor, ia berhasil bikin tim balap profesional yang kini jadi kebanggaan Bali di dunia motorsports.
Awal yang Nggak Terduga
Kisah ini dimulai saat Porsche Indonesia butuh tambahan peserta untuk ajang Porsche Sprint Challenge di Mandalika Festival of Speed (MFoS) 2024. Putra bungsunya, Rama (11 tahun), yang gila otomotif, mendorong Purwo buat ambil kesempatan ini. Akhirnya, ia nekat pesan Porsche GT3 seharga Rp7 miliar, yang dananya didapat dari sponsor besar seperti Pertamax Turbo dan Paralegals ID.
Masalahnya, Purwo baru sadar: dia nggak bisa nyetir, anaknya masih kecil, dan nggak punya pembalap! Di tengah kebingungan, ia ingat Aldio, anak sahabatnya, Dony Maryadi Oekon. Aldio, pembalap muda berbakat dengan pengalaman di Eropa, langsung bergabung. Begitu lahirlah Rocket Racing Bali.
Bali, Inspirasi dan Rumah
Pindah ke Bali juga cerita ‘kecelakaan’. Awalnya cuma liburan, tapi suasana santai Canggu bikin mereka nggak mau balik ke Jakarta. Dari situ, Purwo ingin bawa nama Bali ke dunia internasional lewat tim balap.
Rocket Racing Bali bukan cuma soal balapan. Tim ini mengangkat budaya Bali dengan caranya sendiri. Bukan umbrella girls, mereka punya penari Bali yang mendampingi pembalap sebelum berlaga.
Jalan Berliku, Podium Bergengsi
Awal perjalanan nggak mulus. Mobil sempat rusak parah, Aldio cedera, dan mereka gagal ikut dua balapan pertama. Tapi setelah menggelar upacara adat Bali, keberuntungan berubah. Aldio naik podium: posisi ketiga, kedua, hingga akhirnya juara pertama di race kelima.
Purwo percaya, membawa budaya Bali ke motorsport bisa bikin dunia makin kenal dengan potensi sports tourism di Indonesia.
Kejar Mimpi Internasional
Rocket Racing Bali kini bersiap untuk ajang Porsche Carrera Cup Asia 2025, dengan balapan di negara-negara besar seperti China dan Jepang. Bahkan sponsor internasional sudah siap gelontorkan dana US$2 juta.
Nggak berhenti di motorsport, Purwo juga terjun ke sepak bola. Ia kini jadi pemilik klub Persewangi Banyuwangi (Liga 3), dengan misi bawa tim ini ke Liga 1 pada 2026.
Hidup Itu Tentang Berani
Dari nggak bisa nyetir hingga jadi pelopor tim balap berbasis di Bali, kisah Purwo Handoko adalah bukti bahwa keberanian dan kreativitas bisa membawa siapa pun ke puncak kesuksesan. (jk)