Gianyar (Nikiberitabali.com) – Sebuah pengalaman luar biasa tercipta bagi anak-anak disabilitas dari Yayasan Peduli Kemanusiaan (YPK) Bali mengunjungi Pabrik Dupa Kaori di Desa Mas, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Jumat (17/01/2025). Kunjungan ini bukan hanya sekadar belajar, tetapi juga menjadi jembatan bagi anak-anak untuk membuka wawasan tentang dunia usaha, keterampilan, dan potensi diri mereka.
Ni Kadek Winie Kaori Intan Mahkota, pemilik PT Kaori Alam Nusantara (KAN), memberikan sambutan hangat dan apresiasi kepada anak-anak YPK Bali. “Mereka semangat sekali untuk belajar membuat dupa. Mereka diajak untuk mengikuti proses pembuatan dupa dari awal hingga akhir, dan tentu saja, aroma khas Dupa Kaori akan melengkapi pengalaman mereka,” ujar Winie Kaori.
Dupa Kaori, yang dikenal dengan aroma khasnya, tidak hanya digunakan dalam upacara keagamaan, namun juga dikenal sebagai pengharum ruangan alami yang menggantikan produk kimia seperti Fresh Care. Bahkan, produk ini sudah diekspor ke Selandia Baru dan Eropa, menggema di seluruh dunia dengan manfaat yang lebih dari sekedar harum.
Anak-anak disabilitas YPK Bali diajak untuk mengikuti setiap tahap pembuatan dupa, mulai dari pencetakan hingga pengemasan, sambil merasakan aroma yang mendalam. Winie Kaori menambahkan, “Proses ini tidak hanya tentang membuat dupa, tetapi lebih dari itu, kami ingin mereka merasakan manfaat dari setiap langkah yang dilakukan. Seperti halnya proses pembuatan dupa yang panjang, setiap langkah di dalam hidup kita membutuhkan ketekunan dan kesabaran.”
Ni Putu Windayani, Koordinator Unit Edukasi YPK Bali, mengungkapkan bahwa kunjungan ini memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi anak-anak disabilitas. “Kami ingin mengedukasi mereka tentang proses pembuatan Dupa Kaori dari bahan mentah sampai menjadi produk yang siap dijual. Selain itu, kami juga mengajarkan mereka pentingnya sosial interaksi dan komunikasi aktif dengan orang lain,” katanya.
Pabrik Dupa Kaori dipilih karena aksesibilitasnya yang ramah disabilitas, serta staf yang sangat mendukung dan siap membantu anak-anak belajar. “Kunjungan ini adalah yang kedua kalinya, dan kami melihat betapa anak-anak semakin percaya diri dan berani berinteraksi dengan orang lain,” tambah Windayani.
Dalam kesempatan ini, anak-anak juga diperkenalkan dengan dunia wirausaha yang bisa mereka jalani bahkan dari rumah. Dengan dukungan keluarga, mereka bisa berkreasi dan memproduksi Dupa Kaori, membuka peluang baru untuk kehidupan mereka.
Dari pengalaman ini, diharapkan anak-anak disabilitas tidak hanya belajar keterampilan baru, tetapi juga mendapatkan inspirasi untuk berani bermimpi, berwirausaha, dan berkontribusi pada masyarakat dengan cara mereka sendiri. (jk)